Kerajaan Demak – Peniggalan, Sumber Sejarah & Masa Kejayaan

Kerajaan Demak

Kerajaan Demak – Peniggalan, Sumber Sejarah & Masa KejayaanDistributorPemadam.Id– Pada masa saat ini mungkin sudah tidak asing lagi dengan keberadaan Kerajaan Demak bukan? Sejarah Kerajaan  berdiri pertama kali di Tanah Jawa ini masih bisa Anda nikmati beberapa peninggalannya hingga saat ini. Yang membuat menarik, kerajaan ini menjadi salah satu kerajaan yang menjadi titik awal berdirinya bangsa Indonesia. Pada masa itu, kerajaan demak menjadi kerajaan pertama sebagai kerajaan Islam yang berada di tanah Jawa.

Peninggalan Kerajaan Demak


Begitu juga Raja-rajanya pun beragama Islam. Kerajaan demak menjadi salah satu kerajaan yang pertama di tanah Jawa yang menjadi tonggak penyebaran agama Islam di Jawa dan Indonesia.Pasti nya penasaran bukan  tentang Kerajaan Demak? Mari  belajar sejarah terutama sejarah atas bangsa sendiri. Supaya mendapat hikmah yang bisa diambil untuk bisa dijadikan pelajaran di masa depan.


Sejarah Asal Mula Berdirinya Kerajaan Demak

Sejarah Kerajaan demak  didirikan oleh Raden Fatah atas dukungan dan restu oleh Para Walisongo. Kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1478 M.sebelum menjadi Kerajaan Demak, awalnya kawasan ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit pada masa Brawijaya V. kala itu, Demak merupakan sebuah kadipaten yang lebih dikenal dengan nama “Glagah Wangi” yang menjadi wilayah dari Kadipaten Jepara.


Pada masa itu, merupakan satu-satunya kadipaten yang memiliki adipati yang beragama Islam. Namun setelah kerajaan Majapahit mengalami kemunduran, Demak mulai memisahkan diri dari Ibu kota Bintoro. Yang kemudian oleh Raden Fatah Kerajaan Demak didirikan atas restu dan dukungan para walisongo. Dan Asal muasal berdirinya Kerajaan Demak ini berawal atas perintah sunan ampel kepada Raden Fatah untuk mendirikan sebuah pesantren yang digunakan sebagai pusat menimba ilmu agama.


Berdirinya Kerajaan Demak ditandai dengan adanya condro sengkolo “Sirno Ilang Kertaning Bumi”. Sinangkelan Kerajaan Demak yaitu “Geni Mati Siniram Janmi” yang memiliki arti tahun soko 1403 atau 1481 M. Menurut cerita Rakyat, pada saat berkunjung ke Glagah Wangi orang pertama yang dijumpai oleh Raden Fatah adalah Nyai Lembah. Nyai Lembah ini berasal dari Rawa pening.


Asal muasal berdirinya Kerajaan Demak ini berawal atas perintah sunan ampel kepada Raden Fatah untuk mendirikan sebuah pesantren yang digunakan sebagai pusat menimba ilmu agama. Tugas dalam penyebaran agama Islam ini sungguhlah menjadi sebuah tugas yang sangat besar.

Baca Artikel Lainnya: Peninggalan Kerajaan Majapahit


Lokasi Kerajaan Demak

Lokasi kerajaan demak


Kerajaan Demak Secara geografis merupakan bagian dari wilayah Jawa tengah. Pada awalnya Kerajaan Demak ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang bernama Bintoro. Atas bantuan bupati Pesisir Jawa Tengah dan Jawa  timur Kerajaan Demak berdiri.Pada masa itu Raja pertama dari Kerajaan Demak adalah Raden Fatah yang memiliki ibu yang beragama Islam yang berasal dari Jeumpa Pasai.


Lokasi Kerajaan Demak ini sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara dan Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno. Dan selain itu juga, Kerajaan Demak berada pada tepi selat antara Gunung Muria dan Jawa. Sebelumnya selat tersebut memiliki ukuran yang besar yang memisahkan antara semarang  menuju Rembang. Dari segi perekonomian kerajaan demak sangat strategis untuk pertanian dan juga perdagangan.


Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan politik pada masa itu Kerajaan Demak dipimpin oleh Raja Pertama yang bernama Raden Fatah. Raden Fahtah memiliki gelar Senapati jumbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayyidin Panatagama. Sesudah itu, pada tahun 1507 Raden Fatah turun Tahta dan digantikan oleh putera mahkota Pati Unus. Namun Pati Unus harus meninggal dalam medan pertempuran melawan Portugis. Karena keberaniannya inilah Pati Unus mendapatkan gelar Pangeran Sabrang Lor. Kemudian Kerajaan dilanjutkan oleh Sultan Trenggono. Pada masa inilah Demak mencapai Puncak kejayaannya. Demak memperluas daerah kekuasaannya hingga ke JawaBarat dan juga Jawa Timur.

Baca Artikel Lainnya : Sejarah Kerajaan Hindu Budha Di Indonesia Dan Penyebab Keruntuhannya Lengkap


Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kerajaan Demak ini sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara dan Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno. Bukan itu saja, tetapi Kerajaan Demak berada pada tepi selat antara Gunung Muria dan Jawa. Kerajaan Demak sangat berperan menjadi salah satu daerah penghasil rempah-rempah di bagian Indonesia Timur dan penghasil rempah-rempah untuk Indonesia bagian Barat.Sehingga bisa dikatakan pada masa itu perekonomian kerajaan demak sangat maju.


Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Demak

Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Demak

Dari segi sosial kerajaan demak sangat mengalami perkembangan kehidupan sosial budaya pada masa Kerajaan Demak lebih berkembang pada agama dan budaya Islam. Hal itu terjadi karena Demak menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam pada saat itu. Pada masa Kerajaan Demak juga menjadi salah satu tempat berkumpulnya para walisongo seperti Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, Sunan Bonang dan Sunan Muria. Dari Para wali inilah yang mengambil peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Bukan hanya dalam urusan agama, para walisongo juga mendukung dan memberikan saran-saran untuk berbagai urusan kepada Raden Fatah dalam memerintah Kerajaan Demak.

Bahkan pada masa itu kerajaan demak mempunyai masjid yang digunakan sebagai pusat peribadatan kerajaan Islam di Jawa serta mengadakan hubungan dengan internasional.Sehingga munculnya berbagai macam kesenian, seperti wayang orang, wayang topeng, tembang macapat, gamelan, hikayat-hikayat Jawa dan seni pembuatan keris yang semua itu dipopulerkan pada zaman sunan Kalijaga.


Raja-Raja Kerajaan Demak

  • Raden Fatah (1500 – 1518)
  • Pati Unus (1518 -1521)
  • Sultan Trenggono (1521 -1546)

  • Raden Fatah (1500 – 1518)

Raja Raden Fatah merupakan pendiri Kerajaan Demak dan menjadi raja pertama di kesultanan Demak. Pada masa pemerintahan Raden Fatah, Demak mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini tidak terlepas atas restu dan dukungan oleh para wali yang menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.Wilayah Kerajaan Demak kala itu diperluas hingga meliputi wilayah Pati, rembang, jepara, semarang, selat Karimata dan beberapa daerah di wilayah Kalimantan. Selain itu, Kerajaan Demak juga mampu menguasai pelabuhan-pelabuhan penting di Jawa seperti pelabuhan Jepara, sedayu, Tuban, Gresik dan Jaratan.


Oleh atas dukungan para Walisongo Kerajaan Demak berhasil menjadi pusat penyebaran agama Islam di Tanah jawa dan beberapa wilayah Nusantara bagian Timur. Seiring berjalannya waktu dibangunlah Masjid Demak yang saat ini dikenal sebagai Masjid Agung Demak.Raden Fatah Mendapat gelar Sultan Alam akbar al fatah atas keberhasilannya memimpin Kerajaan Demak selama 18 tahun, yakni pada tahun 1500 hingga 1518 M. Raden Fatah wafat pada tahun 1518 M. Yang kemudian kepemimpinannya diteruskan oleh putranya sendiri, yakni Pati Unus.

Baca Artikel Lainnya : Sejarah Kerajaan Samudra Pasai (Peninggalan, Sumber, Politik & Kejayaan)


  • Pati Unus (1518 -1521)

Setelah meninggal nya Raden Fatah pada tahun 1518 secara otomatis kekuasaannya diturunkan kepada putranya sendiri yaitu Pati Unus. Pati unus ini dikenal sebagai panglima perang yang gagah dan berani. Pada masa Beliau diutus oleh ayahnya untuk membebaskan Malaka yang kala itu dikuasai oleh Portugis. Pada waktu kedatangan Portugis menjadi salah satu ancaman tersendiri bagi wilayah kekuasaan Kerajaan Demak. Karena perlawanan tersebut juga dibantu dari Kerajaan Aceh.


Namun sayangnya karena tidak memiliki persenjataan yang canggih akhirnya Pati Unus kalah.Kemudian Pati Unus melakukan blokade terhadap Portugis di Malaka. Karena Blokade tersebut, membuat Portugis kekurangan bahan Makanan. Akibat keberanian Pati Unus ini, Pati Unus mendapat gelar Pangeran sabrang Lor. Pati unus hanya memerintah Kerajaan Demak selama 3 Tahun. Yaitu pada tahun 1518 hingga 1521. Pati Unus wafat dalam pertempuran di Malaka pada tahun 1521 pada usia 41 Tahun.


  • Sultan Trenggono (1521 -1546)

Pada masa itu setelah wafat pati anus, raja tidak memiliki seorang putra. Sehingga saat itu tahta kerajaan digantikan oleh Raden Trenggono, yaitu adik dari Pati Unus. dari kepemimpinan Sultan Trenggono inilah, Kerajaan Demak mencapai pada masa puncak kejayaannya.Raden Trenggono dikenal sebagai raja yang gagah berani dan sangat bijaksana.Berkat dari keberaniannya, Raden Trenggono mampu memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Demak hingga ke Jawa Barat dan Jawa Timur. Sultan Trenggono bercita-cita untuk bisa menyatukan seluruh kawasan di Pulau Jawa di bawah kesultanan Demak.


Pada masa itu portugis sudah berhasil memperluas daerah yang berhasil dipengaruhinya hingga ke Jawa Barat. pada akhirnya Portugis telah berhasil mendirikan benteng sunda Kelapa di Jawa Barat. Pada tahun 1522, Sultan Trenggono mengutus Fatahillah untuk bisa mengusir Portugis dari Sunda kelapa. Namun langkah tersebut tidaklah mudah.Dalam upaya memperluas wilayah kekuasaan kesultanan Demak, Sultan Trenggono melakukan serangan ke berbagai daerah seperti penyerangan ke Pasuruan dan Jawa Barat. Penyerangan ke Pasuruan, tepatnya ke Kerajaan Hindu Supit Urang. Penyerangan ke Pasuruan ini tidak membawakan hasil dikarenakan Sultan Trenggono wafat.


Peninggalan Kerajaan Demak

  1. Masjid Agung Demak
  2. Pintu Bledek
  3. Soko Tatal dan Soko Guru
  4. Bedug dan Kentongan Masjid Demak
  5. Situs kolam Wudlu
  6. Piring campa

Baca Artikel Lainnya : [Lengkap] Kerajaan Islam Di Indonesia Dan Peninggalannya


Dari sejarah Kerajaan Demak pada masaitu menjadi pengaruh yang besar terhadap perkembangan agama Islam di tanah Jawa. Kerajaan Demak menjadi kerajaan Islam pertama yang berdiri di tanah Jawa. Maka kita dapat melihat peninggalan sejarah dari Kerajaan Demak yang hingga sekarang ada Diantaranya adalah sebagai berikut:


  • Masjid Agung Demak

Dari peninggalan sejarah tentang adanya Kerajaan Demak yang saat ini bisa kita dinikmati hingga sekarang adalah adanya masjid Agung Demak. Masjid demak didirikan pada masa Walisongo sekitar tahun 1479 M. masjid ini merupakan bangunan yang menjadi salah satu bukti bahwa Kerajaan Demak kala itu merupakan pusat kegiatan pengajaran dan keagamaan.


Masjid inimemiliki lokasi yang strategis dan mudah dijangkau karena letak nya di samping alun-alun Kota Demak, tepatnya berada di Kampung Kauman, kelurahan Bintorom Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa tengah, Indonesia. Pada desain atap dari Masjid agung Demak ini berbentuk limas yang disangga oleh 8 tiang yang disebut saka Majapahit. Pada atap limas masjid Demak ini menggambarkan Iman, Islam dan Ihsan. Sementara desain pintu merupakan Panti Blebeg yang memiliki candra Sengkala.


  • Pintu Bledek

Peninggalan kerajaan demak selanjutnya yaitu Bledek merupakan pintu yang berada di Masjid Demak. Pada pintu masjid ini merupakan buatan dari ki Ageng Selo yang memiliki candra sengkala, yakni Naga Mulat Salira Wani yang memiliki arti tahun 1388 saka atau 887 Hijriah atau 1466 Masehi. Yang menandakan tahun dimana pintu ini dibuat oleh Ki ageng Selo. Kenapa Dinamakan Pintu Bledek ?. karena pada waktu pembuatanpintu itu ki Ageng Selo m ada petir Yang menyambar.Sehingga dinamakan pintu bledek.


  • Soko Tatal dan Soko Guru

Pada peninggalan ini masih berhubungan dengan bagian komponen masjid yaitu Soko tatal dan soko guru masih merupakan bagian dari komponen yang ada di Masjid agung Demak. Pad soko guru yang terdiri dari 4 buah tiang utama. Mengapa dinamakan soko tatal ?Karena soko ini terbuat dari tatal atau serpihan kayu.

Baca Juga : Kerajaan Singasari : Peninggalan, Masa Kejayaan, Runtuhnya Dan Awal Berdirinya


Konon, pada saat pembuatan soko tersebut yang dilakukan oleh sunan Kalijaga baru jadi 3. Sementara itu masjid sudah siap untuk didirikan. Sehingga secara terpaksa Sunan Kalijaga membuat Soko yang terbuat dari kayu sisa pembuatan 3 soko guru tersebut dengan menggunakan kekuatan spiritual yang dimilikinya.


  • Bedug dan Kentongan Masjid Demak

Dari sejarah peninggalan Kerajaan Demak yang saat ini dapat kita lihat yaitu dua alat pemanggil masyarakat pada saat waktu sholat tiba. Yaitu, kentongan dan bedug.Dari kedua alat ini menjadi sebuah alat yang penting yang menandakan waktu sholat telah tiba. Alat ini digunakan biasanya pada saat akan mengumandangkan adzan pada sholat lima waktu.


  • Situs kolam Wudlu

Masjid Agung Demak juga dibangun sebuah situs kolam wudlu. Situs ini pada zaman dahulunya digunakan oleh para santri untuk melakukan wudhu sebelum melaksanakan sholat dan membaca Alquran.


  • Piring campa

berikut ini salah satu penemuan barang peninggalan pada masa Kerajaan Demak merupakan dengan ditemukannya piring Campa. Piring Campa ini merupakan piring pemberian dari seorang putri Campa kepada Raden Fatah yang tidak lain adalah Ibunya sendiri. Ditemukan Piring Campa ini berjumlah 65 buah. Beberapa ada yang dipasang sebagai hiasan dinding di Masjid Agung Demak. Sementara yang lainnya di pasang di bagian pengimaman Masjid Demak.


Demikianlah penjelasan tentang Kerajaan Demak – Peniggalan, Sumber Sejarah & Masa Kejayaan semoga bisa bermanfaat bagi seluruh pembaca kami.