Sejarah Lahirnya Pancasila – Kedatangan Penjajah Ke Indonesia – Distributorpemadam.id – Awal kelahiran Pancasila sebagai dasar negara dimulai pada saat terakhir pendudukan Fasisme Jepang di Indonesia sekitar tahun 1942.
Disaat tentara jepang di Asia tenggara sudah mulai terdesak oleh tentara sekutu. Tahun 1943 kekuatan tentara jepang sudah mulai rapuh.
Sehingga dibeberapa medan pertempuran pihak sekutu dapat memukul mundur tentara jepang dengan sangat mudahnya.
Dalam kondisi yang sangat terdesak seperti ini menimbulkan jepang berubah sikap politiknya terhadap negeri-negeri yang didudukinya, termasuk terhadap bangsa Indonesia.
Sejarah Lahirnya Pancasila
-
Kemerdekaan Indonesia
Jepang melancarkan politik merangkul bangsa Asia, dengan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Birma, dan philipina dengan maksud agar kedua negeri tersebut bersedi mendukung jepang dalam menghadapi tentara sekutu.
Dalam kesempatan yang baik ini dimanfaatkan oleh tokoh – tokoh bangsa indonesia untuk mendesak pemerintah jepang juga memberikan kemerdekaan kepada indonesia.
Dan desakakn seperti ini ditanggapi secara serius oleh pemerintah jepang Untuk mewujudkan kesediaanya itu.
Pada tanggal 7 september 1944 Perdana Menteri Koyso memberikan janji akan menghadiahkan kemerdekaan Indonesia kelak di kemudian hari.
Dan untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan janji tersebut.
Pemerintahan pendudukan jepang di jawa membentuk sebuah badan yang diberi nama “DOKURITSU ZYUNBI TYOSHAKAI” atau Badan Persiapan Usaha-usaha Kemerdekan Indonesia (BPUPKI).
Yang beranggotkan 60 orang ditambah dengan 3 orang ketua yang salah satunya ada tokoh yang mewakili jepang yang bernama Iti Bangase.
Dan ketua muda dijabat oleh Radjiman Wedyodiningrat dan Raden pandji Soeroso.
Pada tanggl 18 Mei 1945, bertepatan dengan hari kelahiran tenno haika seorang kaisar jepang BPUPKI dilantik oleh Letnan Jendral Kumakici Harada seorang tentara keenam belas jepang.
Dalam waktu yang relatif singkat sekitar 2 bulan sejak tanggal 18 mei smpi 17 juli 1945 dengan dua kali masa sidang telah dapat menyelesaiakan tugas berat.
Yaitu berkenan dengan Dasar Negara dan Bentuk Negara.
Dalam setiap sidang bukannya berjalan dengan mulus-mulus saja tapi mereka juga mengalami rintangan – rintangan dalam diskusinya (dapat dibaca dalam buku Risalah sidang).
Namun dapat diselesaikan karena mereka berpegang teguh pada prinsip demi persatuan dan kesatuan dengan jiwa yang amat besar demi kepentingan bangsa dan negara.
Perdebatan terjadi antar dua golongan besar yaitu bung karno ,menyebutnya dengan golongan Kebangsaan dan golongan islam.
Sebuatan seperti ini rasanya kurang enak maka akan lebih pas jika disebut saja golongan Nasionalis sekuler dan golongan Nasionalis muslim.
Dan harus diakui bahwa sebetulnya semangat nasionalisme ini pertam kali justru muncul dari kalangan muslim (santri).
Dikalangan mereka sudah timbul rasa patriotisme sejak lama yaitu sejak abad ke XVI (16) sejak kedatangan penjajah.
Ketika itu mereka menganggap bahwa negari eropa datang ke Indonesia selain untuk mengambil rempah – rempah juga akan menyebarkan agama nasrani kepada penduduk setempat. Dan kelompok santri tentunya sangat terusik.
-
Kedatangan Bangsa Penjajah Ke Indonesia
Fakta sejarah menunjukkan bahwa kedatangan bangsa eropa yaitu sepanyol, portugis, inggris, dan belanda ke negeri jajahannya tentu tidak lepas dari tiga motif yaitu.
Pertama motif ekonomi dan bentuk eksploitasi kekayaan alm bangsa terjajah, kedua motif politik dalam rangka melanggengkan kekuasaan dengan politik pecah belah.
Atau sering disebut politik Devide et impera atau politik belah bambu dan ketiga motif agama.
Sehingga targetnya pun cukup jelas akan memerangi islam dan mengeruk kekayaan, sehingga bagi kalangan santri hal ini dianggap sangat berbahaya.
Kedua sistem pendidikan diatas maka mempengaruhi pola pikir kedua golongan tersebut.sehingga sering terjadi perbedaan sampai pada saat perumusan dasara negara.
Yang termanifestasikan dalam sidang-sidang BPUPKI, terutama dalam pembahasan dasar negara.
Kalangan islam mengusulkan bahwa negara indonesia yang merdeka harus diletakkan pada diatas lendasan islam dengan disertai alasan bahwa mayoritas masyarakat indonesia beragama islam.
Diantara yang mengusulkan hal ini adalah seorang tokoh Muhammadiyah yaitu Kibagus hadikusumo (ketua umum Muhammadiyah) dalam salah satu pidatonya kibagus dengan penuh keyakinan mengusulkan bahwa Islam harus dijadikan dasar negara RI.
Dilain pihak golongan nasionalis, menyatakan bahwa negara indonesia harus diletakkan diatas dasar kebangsaan, yang oleh supomo dapat dikatakan dapat mengatasi segala golongan dan segala orang seorang mempersatukan diri dengan lapisan rakyat seluruhnya.
Dan mereka berpendapat bahwa antara urusan agama dan urusan negara harus dipisahkan secara tegas sebagaimana seperti yang diusulkan oleh bung hatta.
Menanggapi usulan dari golongan nasionalis tersebut, Ki Bgus Hadikusuma menangkisnya dengan telak dengan mengutif salah satu kata-kata salah seorang anggota anggota BPUPKI yang secara terang – terangan memperlihatkan ketidak setujuan terhadap usulan negara yang berdasarkan asas islam.
Bahwa dulu ada yang mengatakan agama itu suci dan luhur dan tinggi sehingga agar tetap suci janganlah agama dicampurnya dengan urusan negara.
Usulan dasar negara baik yang berasal adari golongan nasionalis dan golongan islam ini berlangsung dengan perdebatan panjang sampai tanggal 1 Juni 1945.
Namun sayangnya sejarah mengenai hal ini sekarang sudah mulai hilang dari peredaran sehingga sulit untuk melacaknya.
Pada tanggal 1 juni 1945 tersebut bung karno menyampaikan pidato yang cukup panjang sekitar 21 halaman dihadapan sidang badan penyelidik.
Dalam pidato yang kerap ditimpali dengan tepuk tangan tersebut untuk pertama kalinya ia memperkenalkan apa yang disebut “Pancasila” sekaligus beliau menyatakan bahwa pancasila ini dapat dijadikan asas kefilsafatan.
Demikian penjelasan artikel diatas tentang Sejarah Lahirnya Pancasila – Kemerdekaan dan Kedatangan Bangsa Penjajah Ke Indonesia semoga dapat bermanfaat bagi pembaca setia kami.