Sejarah Perekonomian Indonesia
Sejarah Perekonomian Indonesia – Perekonomian & Masa Orde Lama – Distributorpemadam.id– Orde Lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Berkuasa dari tahun 1945 sampai tahun 1966.
Pemerintahan Orde Lama (1945 – 1966)
Orde Lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Berkuasa dari tahun 1945 sampai tahun 1966. pada saat orde lama, pemerintahan indonesia dibagi menjadi 3, sehingga kebijakan ekonomi yang diambil pun berbeda-beda. Diantaranya :
Baca Artikel Terkait : Sejarah Sistem Ekonomi Indonesia
Pasca Kemerdekaan
Pada awal kemerdekaan, perekonomian indonesia sangat kacau mulai dari inflasi yang tidak terkendali ditambah kas negara yang kosong karena tidak adanya pajak dan bea masuk menjadi salah satu penyebabnya.
- Latar belakang keadaan yang kacau tersebut disebabkan oleh :
- Indonesia yang baru saja merdeka belum memiliki pemerintahan yang baik, dimana belum ada pejabat khusus yang bertugas untuk menangani perekonomian Indonesia.
- Sebagai negara baru Indonesia belum mempunyai pola dan cara untuk mengatur ekonomi keuangan yang mantap.
- peninggalan pemerintah pendudukan Jepang dimana ekonomi saat pendudukan Jepang memang sudah buruk akibat pengeluaran pembiayaan perang Jepang. Membuat pemerintah baru Indonesia agak sulit untuk bangkit dari keterpurukan.
- Kondisi keamanan dalam negeri sendiri tidak stabil akibat sering terjadinya pergantian kabinet, dimana hal tersebut mendukung ketidakstabilan ekonomi.
- Politik keuangan yang berlaku di Indonesia dibuat di negara Belanda guna menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan untuk menghancurkan ekonomi nasional.
- Belanda masih tetap tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia dan masih terus melakukan pergolakan politik yang menghambat langkah kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi.
Masa Liberal
Permasalah ekonomi yang dihadai oleh bangsa Indonesia masih sama seperti sebelumnya. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi, antara lain :
- Program Benteng (Kabinet Natsir)
yaitu upaya menumbuhkan wiraswastawan pribumi dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan impor asing dengan membatasi impor barang tertentu dan memberikan lisensi impornya hanya pada importir pribumi serta memberikan kredit pada perusahaan-perusahaan pribumi agar nantinya dapat berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional.
Namun usaha ini gagal, karena sifat pengusaha pribumi yang cenderung konsumtif dan tak bisa bersaing dengan pengusaha non-pribumi. Pada kabinet ini untuk pertama kalinya terumuskan suatu perencanaan pembangunan yang disebut Rencana Urgensi Perekonomian (RUP)
- Nasionalisasi De Javasche Bank
menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi. (Kabinet Sukiman)
- Sistem ekonomi Ali (kabinet Ali Sastroamijoyo I)
yang diprakarsai Mr Iskak Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha cina dan pengusaha pribumi. Pengusaha non-pribumi diwajibkan memberikan latihan-latihan pada pengusaha pribumi, dan pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional.
Program ini tidak berjalan dengan baik, karena pengusaha pribumi kurang berpengalaman, sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. (Kabinet ini sangat melindungi importer pribumi, sangat berkeinginan mengubah perekonomian dari struktur colonial menjadi nasional)
- Pembatalan sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja Bundar
termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda. Akibatnya banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya sedangkan pengusaha-pengusaha pribumi belum bisa mengambil alih perusahaan-perusahaan tersebut.(Kabinet Burhanuddin)
- Gunting Syarifuddin
Kebijakan gunting syarifuddin adalah pemotongan nilai uang. Tindakan keuangan ini dilakukan pada tanggal 20 maret 1950 dengan cara memotong semua uang memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 keatas hingga nilainya tinggal setengahnya. Kebijakan keuangan ini dilakukan pada masa pemerintahan RIS oleh menteri keuangan pada waktu itu Syarifuddin Prawiranegara.
- Rencana Pembangunan Lima tahun (RPLT)
Pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintah membentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang disebut Biro Perancang Negara. Ir. Djuanda diangkat sebagai menteri perancang nasional. Pada bulan Mei 1956, Biro ini berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-1961. Rencana Undang-Undang tentang rencana Pembangunan ini disetujui oleh DPR pada tanggal 11 November 1958. Pembiayaab RPLT ini diperkirakan mencapai Rp. 12,5 miliar.
Masa Demokrasi Terpimpin
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik,dan ekonomi. Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia, antara lain :
- Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut :Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.
- Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia. Bahkan pada 1961-1962 harga barang-baranga naik 400%.
- Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi Rp 1. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.
Ekonomi Prasejarah
Pada masa prasejarah ekonomi nusantara sangat erat kaitannya dengan masa prasejarah di Indonesia atau nusantara. Dan itu tidak dapat dilepaskan dari sejarah umat manusia sendri bahkan sejarah alam semesta alam.
Pada waktu penelitian sejarah ditemukan beberapa manusia purba yang yang dikenal dengan Pithecanthropus Mojokertensis,Pada masa itu hidup manusia sudah mengalami perkembangan yang sangat maju. Dijelaskan bahwa manusia purba sudah memenuhi kebutuhannya dengan berburu dan mengumpulkan makanan itu merupakan suatu corak penghidupan yang menjadi tingkat perkembang budaya pertama.
Dari corak penghidupan yang mementingkan pemburuan dan pengumpulan bahan makanan maasih diteruskan hingga mengalami corak kehidupan bercocok tanam dan berternak baru timbul sekitar 6000 tahun SM.
Saat tiba permulaan tahun masehi manusia sudah bertempat tinggal di gua-gua walau belum menetap. Dan dapat dibuktikan peninggalan kegiatan manusia saat tinggal digua yaitu banyak lukisan-lukisan di dinding gua atau dibatu.
Semakin berbekembang nya kehidupan pada masa peradaban ditemukan masyarakat yang bertempat tinggal dan mulai bercocok tanam. Dari waktu penelitian lain ditemukan aktivitas yang menghasikan keperluan rumah tangga seperti kerajinan anyaman-anyaman,membuat gerabah dan membangun rumah dengan gotong royong.
Sistem Pertanian Tradisional Prasejarah Perekonomian Indonesia
Menurut para ahli Prasejarah bercocok tanam telah mulai dari zaman neolitik atau batu baru. Pada zaman itu di Indonesia di duga kira-kira mulai tahun 2000 tahun SM,namun bercocok tanam di indonesia di ketahui baru abad 1-4M. bercocok tanam memiliki pengertian yang dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
- Bercocok tanam diladang dan
- Bercocok tanam menetap.
Menurut profesor Koentjaraningrat menjelaskan bahwa setelah kepandaian bercocok tanam menyebar dari beberapa tempat didunia, maka ekonomi pengumpulam pangan dan berburu mulai terdesak. Indonesia bagian timur seperti dipantai utara irian jaya dan beberapa tempat pulau Seram, Maluku tengah dan sulawesi sampai awal abad -20 penduduk masih hidup dari komsumsi sagu. Dari perkerjaan itu merupakan mata pencarian hidup yang terpenting disamping menangkap ikan.
Di daerah Irian dan maluku diakhir abad -19 penduduk sudah memiliki wiliyah sagu tersendiri yang diwarisi oleh orang tuanya dari garis ayah,selain sesorang dapat pula mengambil sagu diwilayah saudara laki-laki ibunya.Dari perkembangan itu mulai mengenal sistem berkebun\berladang.
Akan tetapi dari sistem berladang itu nampak nya hanya suatu aktivitas sambilan. Dari berapa tanaman yang ditanami yaitu umbi-ubian,pisang,tebu,pepaya dan tanaman palawija.Tidak hanya pertanian saja tetapi dalam bidang perikanan masyarakat desa nelayan di Maluku sebagian besar sudah memiliki perahu kecil untul berlayar menangkap ikan.
Setelah mulai berkembang nya pertanian masyarakat mulai berimigrasi ke daerah yang masih kosong lahan dan merubah teknik bercocok tanam dari perladangan menjadi bercocok tanam menetap dengan pengolahan tanah dengan irigasi.
Demikianlah penjelasan artikel diatas, semoga bermanfaat bagi pembaca setia kami.