Sejarah Sosiologi – Pengertian, Kegunaan, Fungsi, Manfaat Dan Tujuannya

Sejarah Sosiologi

Pengertian Sosiologi

Sejarah Sosiologi – Pengertian, Kegunaan, Fungsi, Manfaat Dan Tujuannya DistributorPemadam.id– Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyrakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan itu.

Untuk menganalisa cara hidup bergaul manusia itu, maka perlu juga dipelajari sifat-sifat biologi manusia seperti perasaan lapar, sakit, takut, kebutuhan akan seks dengan perbedaan-perbedaan daripada didunia hewan yang lebih banyak diatur oleh peradaban masyarakatnya.

Sebagai ilmu ia baru mulai dikenal pada abad ke-19 dengan nama yang berasal dari August Comte (1798-1857) untuk menunjukkan sosiologi sebagai ilmu masyarakat yang memiliki disiplin yaitu rencana pelajaran dan penyelidikan serta lapangannya sendiri. Ilmu sosiologi ia tidak usah mencoba memperbaiki masyarakat, cukup mempelajari dan mengerti hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan dengan demikian masih berhak disebut ilmu. Tetapi dengan dipelajarinya sebagai ilmu, maka lebih mudah rencana pembangunan dibuat untuk mencari jalan menuju perbaikan masyarakat umum.

Singkatnya, sosiologi ini adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya.


Kegunaan Sosiologi

Adapun Kegunaan Sosiologi, adalah sebagai berikut:

● Perencanaan Sosial.
● Penelitian.
● Pembangunan.
● Pemecahan Masalah Sosial.


Sejarah Sosiologi

Sosiologi adalah lain daripada sejarah yang melihat kejadian bangsa dan dunia ini berturut-turut dalam gerakannya dan mencari pertalian anatara kejadian yang penting dalam sejarah itu. Sosiologi melihat kejadian-kejadian itu dalam waktu bersamaan. Untuk pelajaran sosiologi pandangan dan pengetahuan sejarah memberi penerangan terhadap keadaan dan tumbuhnya masyarakat sehingga sejarah merupakan bagian yang penting untuk dipelajari.


Timbulnya Sosiologi dan Asal Perkataanya

Empirisme, yaitu pelajaran yang menjadikan penyelidikan dan pengalaman sebagai sumber pengetahuan dengan membuang takhyul dan segala apa yang tak berdasarkan akal dan pengalaman yang nyata pada abad pertengahan menjadi dasar pikiran di Inggris dan Eropa Barat lainnya. Bilamana ia mulai memancarkan pengaruhnya di italia maka di inggris lah ia telah mendapat lapangan untuk dapat tumbuh dan meluas dengan baik.

Pada zaman itu juga dunia pengetahuan mengenal Francis Bacon di Inggris pada tahun 1561-1628, ahli politik dan filsafat. Ialah yang berpendapat untuk menguasai segala ilmu agar dapat juga menguasai dunia. Untuk belajar ilmu haruslah lebih dahulu terdapat suatu susunan fikiran dan pelajaran yang teratur, susunan secara sistematis dalam ilmu alam, biologi, pisiologi, tata Negara dan sebagainya. Suatu pendapat dan suatu pikiran dan rencana bekerja dalam dunia ilmu yang menguasai dan memberi tuntunan selama 300 tahun berikutnya.

Deduksi timbul akibat sillogisme, suatu unsure ilmu logika, dimana dicari dua kenyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya. Dari dua kenyataan ini maka kenyataan yang ketiga dapat disimpulkan umpamanya :

  • Hewan suka hidup bergerombolan
  • Manusia ini adalah hewan
  • Jadi : manusia suka hidup bergerombolan

Perkembangan Pengalaman Manusia dan Masyarakatnya di Indonesia

Di Indonesia dalam tahun 800-1000 M (Zaman Sriwijaya abad ke-7 sampai ke-13 di Sumatera). Kita kenal zaman pembangunan candi Borobudur, Prambanan, Mendut dan sebagainya, dan kegiatan yang dikerjakan oleh penduduk sekitar candi itu dipimpin oleh seorang ahli dari jawa yang belajar di india ataupun oleh seorang ahli yang datang dari india.

Tahun 1000-1500 mengenangkan kita kepada zaman majapahit 1293 – 1400 dan datangnya agama islam. sisa agama hindu dan budha menyingkir ke daerah pedalaman (tengger, bali) dan sekalipun orang di jawa telah mulai memeluk agama islam khususnya dalam menjalankan ibadah (sembahyang, berpuasa), alam fikiran mereka pada umumnya masih banyak dipengaruhi kepercayaan Hindu, Budha dan animism, yakni yang percaya akan benda yang berjiwa seperti gunung, pohon-pohon besar, goa yang seram, laut, sungai dan sebagainya.

Abad 1500-1900 di Indonesia dikenal sebagai akhir zaman kerajaan bumiputera yang berkuasa, dan kulit putih mulai berdatangan. Hanya pada awal abad ke-20 ini, dalam tahun-tahun 1900-an Belanda berpikir untuk menyekolahkan anak-anak pribumi untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung.


Perkembangan Sosiologi

Sosiologi merupakan salah satu ilmu termuda dari cabang ilmu sosial. Istilah sosiologi sendiri muncul pertama kali dalam buku karangan Auguste Comte (1798-1857) yang berjudul ; Possitive Philosophy, yang terbit pada tahun 1842.

Sosiologi katanya harus didasarkan pada observasi ilmiah yang sistematis, bukan pada dogma/kitab-kitab suci dan spekulasi. Gagasan Comte ini lebih lanjut dikembangkan oleh H. Spencer yang menerbitkan bukunya yang berjudul Principles of Sosiology, pada tahun 1876, ia menerapkan teori evolusi dalam menganalisa masyarakat manusia yang kemudian menghasilkan suatu teori agung tentang evolusi sosial.

Pada tahun 1883, seorang Amerika bernama Rester F. Ward menerbitkan buku yang berjudul Dynamic Sosiology. Ia mengisukan bahwa pembangunan sosial (social progress) terjadi melalui tindakan sosial yang jitu dan untuk itu para sosiolog berperan sebagai pembimbing.
Selanjutnya, sosiologi terus diusahakan pengembangannya oleh kalangan tertentu, dengan caranya sendiri-sendiri. Jurnal sosiologi mulai terbit di Amerika pada tahun 1895 yang sangat membantu usaha memperkenalkan sosiologi dan pada tahun 1905 terbentuklah The American Sosiological Society.


Fungsi Sosiologi

Sebagai ilmu pengetahuan sosial yang objeknya masyarakat, sosiologi memiliki empat macam fungsi atau kegunaan, yaitu dalam bidang perencanaan sosial, penelitian, pembangunan, dan pemecahan masalah sosial.


Perencanaan Sosial

Beberapa fungsi atau kegunaan sosiologi dalam perencanaan sosial adalah sebagai berikut:

  1. Sosiologi memahami perkembangan kebudayaan masyarakat, baik masyarakat tradisionalmaupun modern sehingga proses penyusunan dan permasyarakatan suatu perencanaan sosial relatif mudah dilakukan.
  2. Sosiologi memahami hubungan manusia dengan lingkungan alam, hubungan antargolongan, juga proses perubahan dan pengaruh penemuan baru terhadap masyarakat. Ini berarti perencanaan ke depan yang disusun atas dasar kenyataan yang faktual dalam masyarakat oleh sosiologi relatif bisa dipercaya.
  3. Sosiologi memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan atas objektivitas. Dengan demikian, pelaksanaan suatu perencanaan sosial diharapkan lebih kecil penyimpangannya.
  4. Dengan berpikir secara sosiologi, suatu perencanaan sosial dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat ketertinggalan dan tingkat kemajuan masyarakat ditinjau dari sudut kebudayaannya, seperti perkembangan iptek. Hal ini dilakukan agar dapat menyesuaikan dengan pertumbuhan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada.
  5. Menurut pandangan sosiologi, perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perkembangan masyarakat yang fungsinya untuk menghimpun kekuatan sosial guna menciptakan ketertiban masyarakat.

Penelitian

Dalam bidang penelitian masyarakat, sosiologi memiliki kelebihan dibandingkan ilmu-ilmu yang lain karena:

  • Memahami simbol kata-kata, kode, serta berbagai istilah yang digunakan oleh masyarakat sebagai objek penelitian empiris.
  • Pemahaman terhadap pola-pola tingkah laku manusia dalam masyarakat.
  • Kemampuan untuk mempertimbangkan berbagai fenomena atau gejala sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat, terlepas dari prasangka-prasangka subjektif.
  • Kemampuan melihat kecenderungan-kecenderungan arah perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat atas sebab-sebab tertentu.
  • Kehati-hatian dalam menjaga pemikiran yang rasional sehingga tidak terjebak dalam pola pikir yang tidak jelas.

Pembangunan

Fungsi atau kegunaan sosiologi dalam usaha-usaha pembangunan (dalam Sosiologi Suatu Pengantar edisi kedua, Soerjono Soekanto, 1986) adalah sebagai berikut:

  • Pada Tahap Perencanaan

Sosiologi dapat berguna di dalam mengadakan identifikasi-identifikasi terhadap berbagai kebutuhan masyarakat. Pada tahap ini diperlukan data yang relatif lengkap mengenai masyarakat yang akan dibangun. Data-data tersebut mencakup pola interaksi sosial, kelompok sosial, kebudayaan yang berintikan pada nilai-nilai, lembaga sosial, dan stratifikasi sosial.

  • Pada Tahap Pelaksanaan

Pada tahan pelaksanaan perlu diadakan identifikasi terhadap kekuatan dalam masyarakat. Hal itu dapat dilakukan dengan cara mengadakan penelitian terhadap pola-pola kekuasaan dan wewenang yang ada di masyarakat. Di samping itu, juga harus diadakan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi.

  • Pada Tahap Evaluasi

Pada tahap evaluasi diadakan analisi terhadap efek pembangunan. Kebersihan pembanguna hanya dapat dinilai melalui evaluasi dan dapat diidentifikasi tentang adanya kekurangan, kemacetan, kemunduran, bahkan mungkin kemerosotan. Melalui evaluasi dpaat dilakukan pengadaan, pembetulan, penambahan, dan peningkatan secara proposional (seimbang).

  • Pemecahan Masalah Sosial

Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor berikut.

  1. Ekonomis, misalnya kemiskinan, pengangguran, dan bencana alam.
  2. Biologis, misalnya penyakit menular dan wabah.
  3. Psikologis, misalnya penyakit syaraf, bunuh diri, dan disorganisasi jiwa.
  4. Kebudayaan, misalnya kejahatan, penceraian, kenakalan remaja, konflik etnis, dan konflik agama.

Sekian penjelasan artikel diatas semoga bermanfaat bagi pembaca setia kami… Terimakasih…