Thallophyta – 3 Kelas Hepaticae – Ordo Anthocerotales, Ordo Marchantiales

Thallophyta – 3 Kelas Hepaticae – Ordo Anthocerotales, Ordo Marchantiales, dan Ordo Jungermaniales – Distributorpemadam.id – Kelompok tumbuhan yang belum memiliki akar, batang, dan daun yang nyata digolongkan dalam golongan Thallophyta, misalnya lumut (Bryophyta).

Tumbuhan lumut (Bryophyta) belum menampakkan ciri adanya akar sejati. Sederetan sel-sel yang menyerupai rambut, menggantikan fungsi akar yang belum dimilikinya.

Inilah yang dinamakan rizoid (akar semu) yang berfungsi menyerap air dan zat hara dari tempat hidupnya. Rizoid juga berfungsi untuk menambatkan tubuh lumut pada tempat hidupnya.

Batang dan daun sejati belum ditemukan pada lumut, hanya pada lumut daun telah menunjukkan kemajuan dengan adanya struktur batang serta daun sederhana, tanpa jaringan pengangkut.

Thallophyta

Lumut menyukai tempat yang teduh dan lembab, misalnya tembok, permukaan batuan, genteng, dan kulit pohon.

Di tempat yang miskin zat organik pun Lumut tetap dapat hidup di tempat yang mengandung sedikit zat organik, asalkan memiliki kelembaban yang cukup.

Kelas Hepaticae

Karena sifat toleran yang sangat tinggi tersebut, maka lumut dapat tumbuh dimana – mana. Inilah yang menjadi alasan mengapa lumut disebut tumbuhan kosmopolit.

Talus berwarna hijau karena adanya klorofil menjadikan lumut mampu melakukan sintesis senyawa organik dengan bantuan sinar matahari.

Jadi, lumut bersifat autotrof karena tidak bergantung pada organisme lain. Lumut menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan.

Pada talus bagian atas lumut yang sudah dewasa akan terbentuk badan penghasil spora yang dinamakan sporogonium.

Sporogonium merupakan perkembangan dari zigot, hasil peleburan spermatozoid yang dibentuk oleh anteridium dan ovum yang dibentuk oleh arkegonium.

Spora dibentuk secara meiosis dalam kotak spora (sporogonium). Jika kotak spora telah masak, dengan gerak higroskopik kotak spora pecah dan spora – spora terlempar keluar.

Kemudian spora menyebar pada areal yang luas dengan bantuan angin. Jika spora jatuh di tempat lembab akan berkecambah menjadi protonema yang menyerupai benang dan tumbuh menjadi lumut baru.

Jadi, dalam daur hidupnya lumut mengalami metagenesis atau pergantian keturunan antara generasi gametofit dan generasi sporofit.

Selain secara seksual, lumut juga berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membentuk tunas atau membentuk fragmen talus.

Lembaran talus merupakan gametofit karena dapat membentuk arkegonium yang menghsilkan ovum, dan membentuk anteridium yang menghasilkan spermatozoid.

Adapun sporogonium yang merupakan hasil pertumbuhan dari zigot merupakan sporofit, karena dapat membentuk spora.

Generasi gametofit mulai dengan spora yang dihasilkan meiosis. Spora ini haploid dan semua sela yang dihasilkan dari sel ini juga haploid termasuk arkegonium dan anteridium (gamet).

Jika dua gamet ini melebur membentuk zigot, maka mulailah generasi sporofit. Jumlah kromosom zigot adalah diploid dan semua sel yang diturunkannya melalui mitosis adalah diploid.

Kemudian sel-sel tertentu mengalami meiosis yang haploid dan mulailah generasi gametofit.

Tumbuhan lumut terdiri atas dua kelas, yaitu kelas Hepaticae (lumut hati) dan kelas Musci (lumut daun).

Keduanya berbeda bentuk susunan tubuh dan perkembangan gametangium (lumut hati) serta sporogoniumnya.

  • Kelas Hepaticae

Talusnya pipih dorsiventral, berwarna hijau, agak berdaging, bercabang menggarpu, bagian ventral terdapat rizoid, dan sisik-sisik ventral.

Hidup di tanah lembab, bebatuan dan batang pohon. Kelas ini mencakup tiga ordo, yaitu Anthocerotales, Marchantiales dan Jungermaniales.

    • Ordo Anthocerotales (lumut tanduk)

Ordo Anthocerotales (lumut tanduk)

Terdiri satu familia saja, yakni familia Anthocerotaceae. Gametofit memiliki talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan rizoid.

Lumut ini memiliki talus sederhana, sel-selnya memiliki satu kloroplas seperti pada alga. Di sisi bawah talus terdapat stoma yang hampir selalu terisi lendir.

Anteridium terkumpul dalam suatu lekukan di sisi atas talus, demikian pula arkegoniumnya.

Sporangium tidak bertangkai, berbentuk seperti tanduk dengan panjang 10 sampai 15 cm.

Contoh spesies : Anthoceros laevis Anthoceros fusiformis

    • Ordo Marchantiales

Talus berbentuk pita, berdaging, berwarna hijau, lebar sekitar 2 cm, bercabang menggarpu dengan rusuk tengah yang tidak begitu jelas.

Ordo Marchantiales

Di sisi bawah talus terdapat rizoid dan sel-sel yang menyerupai daun yang dinamakan sisik ventral. Di sisi atas talus terdapat kuncup, sebagai alat pembiak vegetatif.

Gametangium didukung oleh tangkai yang tumbuh tegak, berumah dua, jadi arkegonium dan anteridium terdapat pada talus terpisah.

Tangkai pendukung arkegonium dinamakan arkegoniofor dan tangkai pendukung anteridium dinamakan anteridiofor.

Arkegonium menghasilkan sel telur, sedangkan anteridium menghasilkan spermatozoid. Dengan perantara air spermatozoid membuahi ovum membentuk zigot.

Jadi pembuahan lumut kebanyakan terjadi saat musim penghujan. Ordo Marchantiales terbagi menjadi 2 famili, yaitu:

  1. Famili = Marchantiaceae. Spesies = Marchantia polymorpha, Marchantia geminata.
  2. Familia = Ricciaceae. Spesies = Riccia fluitans, Riccia nutans
    • Ordo Jungermaniales

 

Umumnya talusnya kecil, berbentuk pita kecil dengan percabangan menggarpu menyerupai Marchantia.

Hidup di atas tanah, menempel (epifit) pada batang pohon atau pada daun pohon – pohon di hutan.

Kebanyakan telah memiliki bagian seperti batang dengan dua baris semacam daun – daun kecil yang letaknya agak miring.

Ordo Jungermaniales terbagi menjadi 2 famili, yaitu:

  1. Familia = Acroynaceae. Spesies = Plagiochila asplenoides, spesies ini tumbuh di daerah tropis.
  2. Famili = Anacrogynaceae. Spesies = Pnellia epiphylla, Blasic pusilla.

Demikian penjelasan artikel diatas tentang Thallophyta – 3 Kelas Hepaticae – Ordo Anthocerotales, Ordo Marchantiales, dan Ordo Jungermaniales semoga dapat bermanfaat bagi pembaca setia kami.